INGIN SUKSES, MAHASISWA TINGKAT AKHIR MESTI MEMILIKI KEMATANGAN KARIR

Setiap mahasiswa, khususnya yang duduk di tingkat akhir, pasti ingin sukses dalam berkarir. Namun ia tidak tahu apa yang mesti disiapkan dan dari mana memulainnya. Penelitian terkini yang dilakukan Putri Nuraini dari Fakultas Pskologi UIN Jakarta mencoba memberikan solusi.

Putri Nuraini menempuh sarjana psikologi (S1) di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekarang menempuh studi program magister di almamater yang sama.

Kematangan karir mutlak dimiliki oleh mahasiswa dalam memperiapkan dan merencanakan kesuksesan di masa depan. Menurut Putri Nuraini, idealnya mahasiswa tingkat akhir telah memiliki arah tujuan karir yang jelas. Salah satunya adalah bekerja pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat, passion dan kompetensinya. Namun dalam proses mempersiapkan karir, mahasiswa akan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut diantaranya adalah ketidakpastian karir, keterbatasan akses terhadap informasi dan program pengembangan karir, serta tantangan ekonomi dan teknologi.

Tantangan yang paling berat, berdasarkan penelitian yang dilakukan Putri Nuraini (2018) adalah kurangnya kematangan karir yang dimiliki mahasiswa tingkat akhir. Kondisi ini dapat membuat mahasiswa merasa terpaksa dan frustasi yang kemudian menyebabkan mereka salah dalam mengambil keputasan karir dan salah dalam menentukan pilihan pendidikan selanjutnya.

Selain itu tingginya angka pengangguran dari kalangan sarjana lulusan perguruan tinggi semakin menambah kecamasan mahasiswa dalam mengarungi kehidupan di masa depan. Hasil penelitian yang dilakukan Kramer et al. sebagaimana dikutip Afdal (2009) menyebutkan bahwa sebanyak 48 % mahasiswa laki-laki dan 61 % mahasiswa perempuan mengalami masalah dalam pilihan dan perencanaan karir. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami masalah karir karena untuk berkarir perempuan sering kali dibatasi oleh berbagai harapan tradisional dan budaya.

Menurut Putri Nuraini (2018) yang saat ini sedang menempuh studi Program Magister Psikologi di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat tiga faktor yang memengaruhi kematangan karir mahasiswa tingkat akhir, yaitu work-values, parent attachment, dan faktor demografis (grade & age). Secara ststistik ketiga variabel tersebut berpengaruh secara signifikan dan memberikan kontribusi sebesar 48,9% terhadap kematangan karir mahsiswa tingkat akhir.

Foto ilustrasi,mahasiswa berdiskusi di alam terbuka. Sumber: google.com

Work values secara umum mengacu pada apa yang seseorang inginkan dari pekerjaan. Dalam masyarakat modern work values dianggap sebagai sesuatu yang paling menarik perhatian, mendasar dan berpengaruh, serta merupakan komponen penting yang mendorong individu untuk mencari jenis pekerjaan atau lingkungan kerja tertentu (Koroglu & Gezen, 2013). Kurangnya work values dapat menyebabkan tujuan karir yang tidak realistis (Torabifar et al., 2011).

Sementara parent attachment merupakan ikatan emosional yang dibentuk sejak kecil antara anak dan orang tuanya. Aktivitas dan hubungan interpersonal dengan orang tua memengaruhi pengembangan karir. Orang tua dapat mendukung pengembangan karir melalui role model perilaku, berbagi pengalaman dan informasi terkait karir dan mendukung pengembangan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingkan. Dengan begitu individu akan mampu melalui tahapan perkembangan karirnya dengan baik, yang kemudian akan membantu individu dalam mencapai kematangan karir (Young et al, 992).

Melihat banyaknya masalah terkait dengan karir yang dialami oleh mahasiswi tingkat akhir, Putri Nuraini menyarankan agar pusat karir mahasiswa (student career center) meningkatkan kematangan karir mereka. Diantaranya adalah dengan memberikan pengetahuan tentang dunia kerja dan meningkatkan keterampilan kerja bagi para calon sarjana.

Perguruan tinggi bertanggung jawab untuk membantu mahasiswa membuat pilihan karir yang tepat. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja dan meningkatkan kemampuan kerja mereka. Diantara program yang perlu diberikan kepada mahasiswa adalah konseling karir atau program pengembangan karir dalam bentuk kegiatan seperti seminar, talk show, atau workshop yang berkaitan dengan karir.

Orang tua mahasiswa juga memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas hubungan antara anak dan orang tua dengan aktif melakukan komunikasi terkait dengan berbagai pilihan karir. Oleh karena itu orang tua tidak boleh memaksakan kehendak mereka kepada anak-anak. Sebab mereka hidup pada zaman yang berbeda dari orang tua mereka.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 229 mahasiswa tingkat akhir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Career Maturity Inventory-Revision (CMI-R), Work Values Questionnaire (WVQ), Inventory of Parent Attachment. Uji validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Multiple Regression Analysis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.