MAHASISWA PSIKOLOGI MENGUASAI DATA SCIENCE, WHY NOT?

Peserta Seminar Behavioral Data Science berpose bersama nara sumber Yaumil Sitta (deret depan, kelima dari kiri) dan  Adiyo R (keenam dari kiri). Acara seminar ini digelar di ruang Teater Prof. Dr.Zakiah Daradjat, Kamis, 12 Maret 2020.

Era big data saat ini menuntut mahasiswa psikologi yang mempelajari tentang perilaku manusia, untuk memahami ilmu tentang data (Data Science). Begitu banyak data yang tersedia baik di dunia maya maupun riil yang bisa dimanfaatkan untuk memahami perilaku manusia. Tanpa menguasai data science, alumni fakultas psikologi akan ketinggalan dan tidak berdaya saing.

Dalam satu menit saja, ada satu juta orang Indonesia yang masuk ke akun Facebook untuk  memutakhirkan (update) status. Belum lagi data di Twitter, Instagram, WhatsApp dan media sosial lainnya. Bayangkan betapa banyaknya data yang bisa dipakai? Untuk apa saja data yang begitu besar jumlahnya itu bisa dimanfaatkan?

Menyadari pentingnya data science di era digital ini, Dema Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Seminar tentang Behavioral Data Science: Introduction to Data Science, pada hari Kamis, 12 Maret 2020 di Ruang Teater Prof. Dr. Zakiah Darajat.

Materi diberikan oleh dua narasumber, Adyo R dan Yaumil Sitta. Adiyo merupakan alumni S1 dan S2 Psikometri Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan Sitta, panggilan akrabnya, merupakan alumni Program Studi Matematika UNS dan meraih master dari (S2) dari Prodi  Ilmu Komputer IPB. Saat ini Sitta bekerja sebagai instruktur  data science di Algoritma.

Dalam sambutannya, Yunita Faela Nisa, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama menyampaikan pentingnya penguasaan data science bagi mahasiswa atau alumni psikologi.

“Lulusan psikologi yang memiliki kompetensi menguasai alat untuk membaca big data akan sangat diperlukan, tidak hanya di dunia usaha dan industri tetapi juga di dunia pendidikan”, ucapnya.

Sitta dalam paparannya menjelaskan berbagai kelebihan dan keunggulan data science. Salah satunya adalah dengan data science kita bisa menjelaskan tren opini publik tentang satu isu, seperti  produk makanan yang paling disukai atau tempat wisata yang sering dikunjungi. Semua informasi ini dapat diperoleh dari analisis big data.

Apa kaitannya data science dan peluang kerja bagi mahasiswa psikologi? Menurut Sitta tren di dunia saat ini, salah satu hot jobs yang banyak dibutuhkan adalah big data psychologist. Ada tiga hal yang harus dikuasai mahasiswa psikologi untuk menjadi big data psychologist.  Pertama, kemampuan statistika yang kuat, pengetahuan tentang teori psikologi yang mumpuni serta belajar programming.

“Beruntung kalian kuliah di Psikologi UIN Jakarta karena diajarkan statistika dan teori psikologi yang sangat kuat. Tinggal menambah mempelajari programming sedikit, jadi deh”, ungkap Sitta.

Sementara itu dalam paparannya, Adyo juga mengungkapkan pentingnya pemahaman teori psikologi yang mumpuni. Kalaupun sudah berhasil menyelesaikan analisis data, yang penting adalah bagaimana menceritakan tentang hasil analisis yang didapat.

“Dengan penguasaan konstruk psikologi yang memadai, Anda bisa bercerita banyak tentang hasil analisis. Itulah yang akan membuat Anda memiliki nilai lebih dari yang sekedar berhasil melakukan analisis”, demikian kata Adyo.

Adiyo R, alumni Fakultas Psikologi UIN Jakarta menjelaskan pentingnya data science dalam acara seminar yang diselenggarakan Dewan Mnahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Sebagai ilustrasi, Adyo menceritakan pengalamannya belajar data science. “Dengan latar belakang psikologi dan hanya paham sebagian kecil matematika, saya sejak 2018, belajar R dan sedikit bahasa program. Di tahun 2018 sudah bisa menghasilkan output analisis big data dan menghasilkan analisis sesuai dengan apa  yang kita mau”.

Jadi pesan penting dari seminar ini buat sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) Fakultas Psikologi UIN Jakarta adalah perlunya memperlajari data sciece. Jika ada kemauan, kita pasti bisa belajar data science sebagaimana telah terbukti pada kedua nara sumber tersebut.